Jumat, 20 April 2012

Book: Kening By @Fitrop


Nong..Nnoooonnggg!!!

Kira-kira inilah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan “Kening” jenong nan lucu menggemaskan karya Rakhmawati Fitri a.k.a Fitri Tropica alias Fitrop yang udah gw baca ulang sampe lebih dari lima kali!!. Kening seakan menjadi gambaran nyata dari sekelumit perjalanan hidup dari si Nong-nong ini, yet, about career, family and of course, love and its story behind. Hello Goodbye 1-6, tell us abou the love story of this unique girl. Yang pasti makin menguatkan pemikiran gw kalau yes, love usually coming up with something grey, walking along the time to show us the unpredictable side of her/him. And again, about to get it and loose it in option to get something important called career or even life.

But Kening, not only talking about this kind of love, Fitrop juga mencurahkan how she loves her parents and shows us how important they are lewat cara dan ungkapan yang tak biasa dalam Love Letter Untukmu, Dan Kamu. So touching, so real.

Dan bukan Fitrop namanya kalau gak bikin kita ketawa sejadi-jadinya lewat buku Keningnya. Imajinasinya yang gak ada matinya menyoal no body is perfect tertulis kocak di Mendongeng, Jreng! Dan Mojang Macho that show us that uniqueness is the new age of beauty. Disambung pengalaman lucunya dalam Kain Gaib Daeng dan Pagi Manis Asam Asin bener-bener menyegarkan otot-otot ketawa wajah kita.

In the end, Trims, kutipan-kutipan twitter @fitrop yang merespon pertanyaan konyol dengan jawaban-jawaban maha konyolnya jadi penutup yang sempurna. Yes, somehow we can just answer all those question (in life) without thingking too seriously :D

PS: again, thanks a bunch for @fridalistiani who lend me this book *kiss *hug

Senin, 16 April 2012

Merelakan dan berhenti berkeras tuk mempertahankan...

Pria tua menaiki bus. Saat menginjakkan kakinya ke tangga, salah satu sepatunya terlepas dan jatuh ke jalan. Lalu pintu tertutup dan bus mulai bergerak. Lalu si bapak tua dengan tenang melepas sepatunya yang sebelah dan melemparkannya keluar jendela.

Seorang pemuda melihat dan bertanya, "Aku memperhatikan apa yang Anda lakukan. Mengapa Anda melemparkan sepatu Anda yang sebelah juga?"

Si bapak tua menjawab, "Supaya siapapun yang menemukan sepatuku bisa memanfaatkannya."

Kita sering mempertahankan sesuatu hanya karena kita ingin memilikinya atau karena kita tidak ingin orang lain memilikinya.

Kita kehilangan banyak hal sepanjang hidup. Awalnya tampak tidak adil dan merisaukan, namun itu untuk perubahan positif dalam hidup kita.

Sepatu tinggal sebelah tidak akan banyak bernilai. Tetapi melemparkan ke luar jendela, menjadi hadiah berharga bagi yang membutuhkan.

Berkeras mempertahankan tidak membuat kita atau dunia lebih baik, tetapi memberikan dengan ketulusan menjadi banyak orang terbantu dan bahagia. Bawalah bahagia itu dengan memberi dengan tulus. -Filosofi Mahatma Gandhi-

Via: @harispranowoh

Kamis, 05 April 2012

Thursday, April 05,2012


Dear kamu,
Aku cuma mau kasih tau kalau sekarang ada kebingungan yang sedang aku alami. Antara fikiran dan perasaan aku. Antara betapa kangen dan rindunya aku akan hadirmu VS fikiran aku yang bilang “move on please”. Ngingetin aku akan nasehat salah satu temen aku yang bilang kalau “melupakan” itu gak semudah bikin rencananya.


Dear kamu,
Aku nggak pintar berkata-kata. Terbukti, karna setiap UTS ataupun UAS, aku nggak pernah nambah kertas. Makanya aku ngajak kamu untuk dengerin lagu aja, biar mempermudah kamu mengerti apa yang mau kusampain ke kamu, Feels like home by No Use For A Name


“It’s too late to talk to you,
And it’s too soon to say good-bye,
Listen where ever you may be,
You still live inside my mind,

It’s never easy to understand
Why memories hold our hand,
But people let go…”

Semoga kamu tau betapa galaunya aku malam ini, karna Kamu..

Rabu, 14 Maret 2012

Suicide in love: Just like ready to death for you


But there’s a side to you
That I never knew, never knew.
All the things you’d say
They were never true, never true,
And the games you play
You would always win, always win…
There are a lot of things about you that I told you before that I discovered, feels like gambling from table to table. Just in case, trying to trust you, for those things that never true. I failed to told you, that make me loosing the game of your heart…

I set fire to the rain
And I threw us into the flames
Where it felt something die
‘Cause I knew that that was the last time, the last time!
I just can coming in to you. In every single second we met, I try so hard to do anything. indirectly, trying to show you what was burning in my heart. that blow my head so bad, and that is YOU.

Sometimes I wake up by the door,
That heart you caught must be waiting for you
Even now when we’re already over
I can’t help myself from looking for you.
I often awake in the middle of night, if a long the day I didn’t see you, listen to your voice or even there is no news about you. And automatically coming to your house in silent and unconsciously. Looking at you window, guessing what you do there and hope that you already fine. or visiting all places that we visited together. I’m nearly insane, because of you.

I set fire to the rain,
Watched it pour as I touched your face,
Well, it burned while I cried
‘Cause I heard it screaming out your name, your name

At last, I can do nothing. I can’t make you understand what I feel and erase your love either. I just can stay, staying to love you. Pretend that nothing happen, and waiting that it would be die, what I feel about you or even me.

Sabtu, 10 September 2011

Dear duduy... (sebuah pengantar untuk @kykyrizkya)

Dear duduy,
Hmm.. ada pesan yang mau gwe sampein sebenernya ke lw pas berangkat tadi, Cuma lwnya udah keburu “ujan” local duluan. Dan gwe paling males sama adegan nangis Bombay ala-ala sinetron gitu :p But, I still wanna say something to you…



Dear Duduy…
Dan  setelah semua perjuangan lw, pemikiran dan adu urat dan usaha sekeluarga, akhirnya lw dapet tempat kuliah juga. Program Studi Nutrisi Pangan, Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Hasil Pertanian Universitas Brawijaya. Satu kata: W.O.W!!!, kenapa? Soalnya sumpah banget itu gak pernah sekalipun terlintas di pikiran gwe kalau ternyata aka nada salah satu dari keluarga kita yang bergelut di bidang Exact, Tekologi Pertanian lagi.. hmm.. I wish you’ll get the best for it :) But isn’t my message..


Dear Dudy…
Well, gak kerasa ya, akhirnya gwe ngatein lw ke Bandara buat berangkat ke Malang, tempat kuliah lw. Padahal gwe masih inget banget waktu gwe ngater dan jemput lw setiap lw berangkat sekolah mulai dari TK. Gwe juga masih inget kalau gwe harus bantuin nyokap buat mandiin lw, makein lw baju, bedakin, makein sepatu dan nganter lw ke sekolah. Waktu itu lw masih kecil banget Cuma setinggi pinggang gwe sekarang. Lw juga masih lucu dy, putih dan botak (ups, sorry.. waktu itu rambut emang belum mau tumbuh di kepala lw ya, gak kaya sekarang :p) But sampai sekarang masih ada yang gwe lakuin kayak ngebedakin lw dan juga makein lw kerudung dengan baik dan benar, seperti yang baru beberapa jam lalu gwe lakuin :D


Dan lihat lw sekarang…


Gwe juga masih inget waktu lw masih bayi menjelang balita. Lw itu gampang banget “gumoh” atau muntah setiap habis disusuin, itu juga yang bikin lw susah banget makan, dan jauh lebih susah bikin lw untuk makan (tapi kayaknya sekarang kebalik ya, kudu ekstra kuat buat ngelarang lw untuk gak terus-terusan makan :p). So, nyuapin lw itu merupakan salah satu PR besar buat gwe sama nyokap. But, not anymore..


Dear duduy,
Ditempat lw nanti, lw bakal hidup di daerah orang, jauh dari rumah. Jadi lw harus bisa ngurus diri lw dengan baik. Lw harus bisa mulai mengatur segalanya sendiri, in simple way: Do it your way!! Gak gampang sih, tapi gak susah juga, karna gwe yakin akan ada banyak temen lw yang bakal bantuin lw :)


Kalo gwe boleh sharing, nikmatin dan have fun aja duy! Emang kalau hidup jauh dari rumah kita harus mempertimbangkan dan memperhitungkan segalanya dengan baik dan matang, terutama soal duit. Tapi satu yang mungkin harus lw inget, hiduplah selayaknya. Buat gwe, hidup hemat dan cermat gak sama dengan sengsara. Kita berhak buat hidup nyaman kok!
Karna kalau lw medit banget, hidup lw bakal gak asik banget. Empat tahun bukan waktu sebentar tapi gak lama juga!! Just study Hard dan Play Hard!!!


Duy,
Kuliah emang beda sama SMA, banyak hal yang harus mulai lw pikirin, tapi jangan takut lagi. Asal PeDe, semua beres!! (sotoy.. haha) tapi bener lagi. Kalau dulu pas awal kuliah, supaya bisa bertahan dan EKSIS (duileee.. hehehe) gwe nganggep hidup perkuliahan dan sebagainya sebagai Never ending Pageant, dimana gwe berusaha untuk selalu terlihat sempurna dan nampil di setiap kesempatan. Pemikiran ini berhasil duy bikin gwe bertahan ngadepin turun naiknya hidup sebagai mahasiswa yang kadang gak asik. Tapi itu gwe duy, bukan berarti itu yang sempurna, toh lw liat kan kalo IP gwe standar-standar aja, pake acara nambah satu semester lagi!!


But, how about you? Berhubung lw suka fotografi, mungkin lw bisa jadiin hidup sebagai petualangan yang bisa lw “capture” dan dijadiin cerita yang seru. Yah you know better for you lah ya,


Last, jaga diri lw baik-baik, terutama mood lw yang labilawati dan kesehatan lw. Susah kan buat kita orang rumah buat nyamperin lw ke Malang kalo lw sakit disana (amit-amit.. ketok kayu…).
Well selamat menempuh tahapan baru dalam hidup lw, jangan lupa buat mengawalinya dengan Bismillah.. Semoga Allah SWT slalu Memberkahi, Merahmati dan Menjaga lw, amien..


PS: jangan lupa ingetin bokap sama nyokap buat bawain oleh-oleh buat gwe :p

Kamis, 08 September 2011

Book: Madre by Dee (Dewi Lestari)


Bagaimana perasaanmu saat sejarah hidupmu terkuak hanya dalam penghabisan secangkir kopi? Tiba-tiba dirimu menjadi berdarah sebagian India, sebagian Pasundan dan seperempat Tionghoa. 


Itulah yang dialami oleh Tansen Roy Wuisan atau Tansen, manusia bebas asal Bali yang “terdampar” secara mengejutkan di Jakarta. Lengkap dengan kejutan perubahan silsilah keluarga dan jalan hidup, Tansen kini mulai membuka tabir misteri kehidupannya bersama satu-satunya kunci pembuka gerbang pencerahannya, “madre”, sebuah adonan biang roti. Bukan sekedar adonan biang roti biasa, “madre” hidup, dan dicintai oleh orang-orang disekelilingnya. Bersama “madre”, Tansen mulai memulai perjalanannya dengan tak hanya menghidupkan kembali Tan de Baker yang sempat mati suri namun juga menghidupkan hatinya akan rasa cinta pada pelabuhan hatinya, sang peri roti.


“Madre” dan dua belas judul lainnya merupakan buku ketujuh sekaligus kumpulan fiksi ketiga dari Dee. Dalam buku ini, Dee tak hanya mampu mengangkat memori kejayaan suatu bakery di masa lalu (madre) namun juga realita hubungan dua insan manusia yang rumit namun berakhir dengan cinta sederhana (Menunggu Layang-Layang dan Guruji). Yang jelas Dee berhasil membuka mata saya, bahwa inspirasi yang menarik dapat kita temui kapan saja, bahkan di awal hari saat kita menikmati sajian sarapan kita, secangkir kopi yang nikmat (Filosofi Kopi-2006) dan roti yang lezat (Madre-2011).


Membaca “madre” juga membuat saya teringat akan nama produsen roti terkenal saat saya kecil, jauh sebelum munculnya beragam merek dagang produsen roti atau bakery modern saat ini, Tan Ek Tjoan. Persis seperti yang digambarkan dalam “madre” roti produksi Tan Ek Tjoan sangat khas dan dipasarkan saat pagi atau sore hari dengan gerobak sepeda dan kaca tembus pandang yang membuat pembeli dapat melihat jajaran roti yang terlihat lezat. Salah satunya roti kecokelatan yang menjadi favorit saya, entah apa namanya saya tidak tahu. Seperti halnya saya tidak tahu bagaimana nasib bakery dan roti-roti Tan Ek Tjoan saat ini, yang pasti saya berharap suatu saat nanti saya dapat menemukan dan menikmati kembali roti kecokelatan Tan Ek Tjoan kesukaan saya.



PS: Thanks alot for Frida Listiani Kamal who always lend me great books :)